Rabu, 24 September 2008

Toyota Hilux lebih baik


Toyota Fortuner dan Innova sebagai salah satu tulang punggung penjualan Toyota di Indonesia telah berbenah diri lebih dulu. Apalagi mengingat keduanya telah berumur empat tahun. Waktu yang tepat untuk mempercantik diri.

Lantas bagaimana dengan Hilux? Usianya sendiri di Indonesia baru menginjak tahun kedua. Namun jangan salah sangka, Hilux diimpor utuh dari Thailand dan di negara gajah putih usianya telah menginjak tahun keempat. Makanya, tak salah jika model yang dikirim ke Indonesia turut mempercantik diri.


Mesin dan kaki-kaki menjadi bagian paling urgent di tubuh Hilux yang satu ini

Namun jangan harap ia akan beralih rupa layaknya Fortuner dan Innova. Ini karena ubahan yang dilakukan padanya sangat minim sekali. Jika Anda bukan pemilik Hilux pick-up lawas kami jamin tidak akan mengenali revisi yang dilakukan.

Yang pertama adalah desain lampu sein depan. Awalnya ia memakai lampu sein dengan lensa berkelir kuning. Namun untuk model baru ia memakai lensa bening dengan bola lampu dibungkus mika kuning. Untuk mempercantik, lensanya dibentuk sedikit menyudut di ujung, mirip punya Fortuner.


Grill yang lebih atraktif dengan tampilan yang lebi

Ubahan lain terlihat pada desain gril. Hilux lawas memakai gril dengan sebuah bilah besar melintang di tengah. Pun dengan tonggak besar yang menghubungkan bilah dengan sisi bawah gril. Sementara untuk model baru bilah di tengahnya lebih tipis dengan kedua ujung meruncing ke atas. Jika diperhatikan mirip topi sombrero asal Meksiko yang merupakan ciri logo Toyota.

Perubahan berikutnya pada bumper. Bumper Hilux yang sederhana profilnya diubah agar terlihat lebih gagah. Diantaranya dengan mengubah profil pada rumah foglamp. Berikutnya dengan menambahkan profil tebal di ujung bumper yang tadinya polos. Kesan gagah pun langsung menyeruak.


Bagian interior yang terasa lapang walaupun tidak dilengkapi dengan pendingin ruangan

Revisi akhir ada pada naiknya dimensi pelek kaleng yang tadinya 14 inci menjadi 15 inci. Tapi Anda tidak akan menyadari karena motifnya tidak berubah sama sekali. Lampu multirelfektor masih menghiasi buntut bak besar. Selain itu tidak ada ubahan apapun pada Hilux.

Dasbor serupa milik Innova terlihat lebih murah saat disentuh. Warnanya pun hanya hitam polos dengan aksen abu-abu di bawahnya. Semakin terlihat sederhana karena tidak dilengkapi head unit dan pendingin ruang. Lumayan mengganggu mengingat fungsinya sebagai kendaraan niaga yang harus menikmati kemacetan jalan tiap hari.


Cargo bagian belakang pun sangat luas, tidak perlu khawatir jika membawa barang banyak

Kendati demikian, beberapa fitur kenyamanan tetap disematkan. Sebut saja cup holder di setiap ujung dasbor dan footrest untuk beristirahatnya kaki kiri sopir. Bangku pengemudi juga bisa dimaju mundurkan guna mendapatkan posisi duduk terbaik. Walau tidak maksimal namun cukup membantu. Pun dengan imbuhan tilt steering dan power steering yang makin memanjakan pengemudi.

Mesin Hilux masih serupa dengan yang dipakai Innova. Unit bensin 1.998 cc 4 silider melontarkan tenaga 136 dk. Cukup layak untuk menghela bodi bongsornya. Sayang model terdahulu konsumsi bbmnya tidak terlalu irit. Ia mencetak 11,9 km/l untuk tol dan 10,1 km/l untuk dalam kota.


Hati-hati menikung pada saat tidak membawa barang, karena efek limbung kendaraan sangat besar
Jangan bicara kenyamanan pada mobil dengan per daun di belakang ini. Apalagi jika tanpa muatan pada baknya. Sama halnya dengan pengendalian pas-pasan dengan gejala limbung berlebih saat menikung cepat. Namun bagi Anda pecinta pick-up stylish, Hilux bisa menjadi pilihan memikat.

Tidak ada komentar:

Dapatkan 0.005 US Dollar setiap anda klik