Kamis, 18 September 2008

Toyota Fortuner 2.7 V 4x4 AT

Saat meminjam dari PT Toyota Astra Motor (TAM), bagian pertama yang kami pelajari dari Fortuner ini adalah sistem 4WD. Melalui tuas kecil di depan tuas transmisi otomatis 4-speed, tertera posisi gigi H, HL, N dan LL. Sempat bingung karena kami berpikir H adalah posisi transmisi untuk gerak roda belakang.

Setelah ditelaah, ternyata Fortuner termewah ini dilengkapi sistem penggerak full time all wheel drive. Artinya, H bukan untuk 2WD melainkan 4WD permanen. Saat tuas di H tenaga mesin didistribusikan 40:60 ke roda depan dan belakang melalui transfer case.

Selain itu, ia dilengkapi Limited Slip Differential (LSD) dengan Torque Sensing (TORSEN). Artinya, jika salah satu as roda terjebak lumpur, maka tenaga akan dipindahkan ke as roda lainnya untuk membantu SUV gambot ini keluar dari jebakan tersebut.


Kesan mewah terpancar dari head unit double DIN

Mesin terbilang boros lantaran memakai sistem penggerak 4WD permanen

Bagasi luas dengan bangku belakang bisa dilipat 50:50 ke samping

Bodi besar membuat Fortuner terlihat gagah dan tampan
Posisi gigi berikutnya adalah HL. Di sini diferensial tengah dikunci sehingga seluruh tenaga dibagi merata antara as roda depan dan belakang serta LSD tidak berfungsi. HL dipakai untuk medan lumayan berat namun belum sampai membuat mobil kandas di tengah jalan. Area perkebunan bisa jadi contoh tempat pemakaian HL.

Sementara LL dipakai untuk kondisi off road berat dimana HL sudah tidak mampu mengatasi keadaan. Pada LL, selain diferensial tengah dikunci, perbandingan gigi yang keluar dari transfer case turut diperbesar. Jika pada H dan HL hanya 1:1, saat LL diaktifkan perbandingan gigi keluar dari transfer case dinaikkan menjadi 1:2,566. Torsi melonjak drastis dan mobil bisa merayap tanpa halangan. Semakin mantap lantaran perbandingan gigi akhirnya mencapai 1:4,555.

Ini kami buktikan saat mengajak Fortuner bermain di sekitar Waduk Jati Luhur, Subang, Jawa Barat. Memang medan yang kami lalui tidak seberat yang diharapkan. Tapi tanjakan terjal dengan batu besar di sekelilingnya jadi ajang pembuktian seberapa kuat ia sanggup menaklukkan.

Saat tuas pada LL, torsi berlimpah sangat terasa pada ban. Begitu pedal gas diinjak mobil seperti ingin melompat ke depan. Proses menaiki bukit berbatu dapat dilakukan dengan mudah karena terjadi sinergi antara as roda depan dan belakang. Distribusi tenaga sama besar antara kedua poros membuatnya tidak pernah kehilangan traksi saat merayap naik.

Apalagi ground clearance tinggi dan jarak main suspensi panjang membuat Fortuner mudah menapaki bebatuan yang menghadang. Ban tebal juga memberi keyakinan pelek tidak akan terluka dan membantu ayunan suspensi.

Kerugian dari sistem 4WD permanen ada pada konsumsi bbm lantaran mesin harus bekerja keras memberi tenaga pada ke empat roda. Kami mencatat figur 7,2 km/liter untuk dalam kota dan 9,4 km/liter untuk tol. Namun apalah artinya figur tersebut andai jiwa off-roader Anda terpuaskan olehnya.

Oh ya, mengingat bobotnya dan Fortuner ini lebih diperuntukkan guna bermain di medan non aspal, ia dilengkapi pembatas kecepatan. Melalui sensor di ECU kecepatan tertinggi dibatasi hanya mencapai 160 km/jam.

Urusan tampilan, 4x4 tidak beda dengan model lebih murah. Ia hanya mendapat bonus setelan elektrik pada jok pengemudi yang bisa direbahkan sampai rata untuk tempat melepas lelah. Padahal selisih harganya dengan model 2.7 G A/T mencapai Rp 49 juta. So, tertarik untuk bermain lumpur dengannya?

First opinion
TOYOTA Fortuner bisa menjadi pilihan kaum mapan yang ingin bermain lumpur saat weekend. Dengan pengaturan manual pada transfer case, menjamin flagship dari proyek IMV ini mampu mengatasi segala rintangan yang menghadang. Pun dengan kenyamanan ala SUV mewah yang tetap kental melekat pada dirinya.

Spesifikasi

Toyota Fortuner 2.7 V A/T 4x4
Mesin: 2.694 cc 4 silinder, 160 dk
0-100 km/jam: 12,82 detik
Konsumsi bbm tol/dalam kota: 7,2/9,4 km/liter
Harga: Rp 402,4 juta

Rival

Hyundai New Santa Fe 4x4 V6 A/T
Mesin: 2.697 cc V6, 167 dk
0-100 km/jam: N/A
Konsumsi bbm: N/A
Harga: Rp 452,5 juta

(+) : desain luar lebih modern, transmisi matik tiptronic, lebih fun to drive di jalan aspal
(-) : bantingan lebih keras, bukan off-roader sejati, harga lebih mahal

2 komentar:

Anonim mengatakan...

terimakasih atas review nya

Unknown mengatakan...

Tks buat infonya

Dapatkan 0.005 US Dollar setiap anda klik